butir petunjuk
Hujan menghantam anak biru bulat mega-mega
Pelan
rebah di dedaunan pohon dan sekitar.

Beberapa butir
tersangkut tiang hijab penglihatan.
Lainnya, tetap mengikuti alur cahaya Rabb yang gemilang. 

"Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Rabb mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung." [1]

Bagi yang terhijab, hidup di rindangnya hijab itu idaman
Suasana yang damai, berkecupkan keindahan, hingga tumpah ruah aneka buah dan sayuran.

Tak pelak, hasrat kehendak bebas membumbung
Memcemari birunya langit.

Apa daya, cobaan Rabb kepada mereka bukan dipertunjukkan kemurkaan-Nya, melainkan diperlihatkan secarik dari keindahan-Nya. 
Mereka tidak mampu.

Justru terjebak keindahan palsu itu, mereka dengan kehendak bebasnya mencabut paku tatanan, memenuhi hasrat kotor tanpa hadangan.

Tapi
"Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar." [2]

Bukan tak melihat sinar Rabb, karena sinar Sang Maha Cerah  menembus hijab.
Lebih tepatnya, mereka sendiri yang membutakan mata hati.
"Mereka itulah yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka, dan tidaklah mereka mendapat petunjuk." [3]

Air hujan tertawa riang dalam kumbang, lainnya mengayun-ngayun didaun, dan ada yang  bergoyang di rerumputan.

Ingatlah, sekali angin timbal balik menghempas, tercecerlah mereka tanpa batas.

Catatan:
[1] Q.S. 2:5
[2] Q.S. 2:12
[2] Q.S. 2:16
Previous
Next Post »
Terima kasih sudah berkomentar